Vitamin C Sangat Mudah Rusak. Apakah Kita Sudah Makan dengan Benar atau Hanya Ampasnya Saja?
Anjuran minum vitamin C sering didengar dengan berbagai macam alasan, menjaga kesehatan kulit, memutihkan kulit, meningkatkan imunitas, mempercepat penyembuhan penyakit, antioksidan, dan masih banyak lainnya.
Vitamin C memang berguna bagi manusia.
Berbagai fungsi vitamin C :
- berperan dalam sistem imunitas tubuh
- berperan dalam pertumbuhan, perkembangan, dan perbaikan jaringan tubuh
- mempertahankan kesehatan kulit, pembuluh darah, gigi, tulang, tulang rawan
- membantu penyerapan mineral seperti besi
- antioksidan
- membantu menurunkan asam urat berlebih.
Vitamin C harus didapatkan dari luar tubuh karena manusia tidak dapat membuat vitamin C sendiri. Kebanyakan hewan mampu membuat sendiri vitamin C dalam tubuhnya.
Sumber vitamin C adalah melalui :
- makanan/minuman yang secara alami mengandung vitamin C
- makanan/minuman yang difortifikasi (secara sengaja ditambahkan) dengan vitamin C
- suplemen vitamin C.
Vitamin C harus dikonsumsi setiap hari karena :
- tubuh manusia tidak dapat membuat sendiri vitamin C
- tubuh manusia tidak dapat menyimpan vitamin C dalam jangka waktu yang lama
- tubuh membutuhkan vitamin C agar dapat berfungsi dengan optimal.
Pada umumnya, pola makan yang baik, yang menyertakan buah dan sayur, telah cukup memenuhi kebutuhan harian vitamin C.
Pemberian suplemen vitamin C diperlukan jika kebutuhan vitamin C meningkat, gangguan penyerapan vitamin C, dan atau asupan yang tidak memadai.
BACA JUGA:
- Haruskah Konsumsi Vitamin C Setiap Hari?
- Sinar Matahari Sebagai Vitamin. Berjemur Matahari Pagi atau Siang?
- Bakteri Baik? Bakteri Jahat? Apa Itu Prebiotik, Probiotik, dan Sinbiotik?
- Kenali Gout, Rasa Sakit Sangat Hebat Saat Kristal Asam Urat Menyerang
“Vitamin C memiliki sifat larut dalam air, mudah rusak karena suhu panas, sinar matahari, dan oksidasi udara.
dr santi
Karena itu, segera makan buah yang dikupas dan dipotong.
Hindari mengupas dan memotong buah jika belum ingin memakannya.”
.

Vitamin C memiliki sifat larut dalam air, mudah rusak karena suhu panas, sinar matahari, dan oksidasi udara.
Karena itu, cara menyimpan, mencuci, menyiapkan, dan memakan buah dan sayur dapat mempengaruhi kadar vitamin C di dalamnya.
Beberapa tips untuk menjaga vitamin C dalam buah dan sayur agar tidak banyak terbuang atau hilang :
- Hindari menyimpan sayur dan buah terlalu lama.
- Pilih buah dan sayur yang segar, tidak ada bagian yang busuk atau rusak.
- Simpan buah dan sayur dalam tempat dengan suhu yang rendah dan terhindar dari sinar matahari.
- Cuci buah dan sayur dengan air mengalir.
Jangan merendam buah dan sayur. - Gosok-gosok kulit buah dan sayur yang keras (misalnya melon, semangka, labu kuning, dll).
- Segera makan buah yang dikupas dan dipotong.
Hindari mengupas dan memotong buah jika belum ingin memakannya. - Memotong buah dan sayur dengan ukuran yang kecil-kecil dapat membuat sebagian vitamin C menjadi rusak atau hilang karena paparan permukaan buah dengan udara.
Jadi potong dalam ukuran besar dan gigitlah ketika akan memakannya. - Potong-potong sayur atau buah sesudah mencuci agar tidak banyak vitamin yang terbuang bersama air ketika proses mencuci.
- Jika ingin memasak sayur, gunakan sesedikit mungkin air dan usahakan agar kuah sayur juga dikonsumsi.
- Jika merebus sayuran, jangan buang air rebusan, gunakan untuk kuah masakan lain.
- Hindari memasak sayur atau buah lama-lama.
Suhu panas ketika memasak akan menurunkan kadar vitamin C. - Masaklah hanya untuk sekali makan agar tidak perlu menyimpan dan memanaskan sisa sayur.
- Makanlah segera sayur yang sudah dimasak karena paparan udara dan panas akan menurunkan kadar vitamin C.
• Sehat itu Mudah • • Sehat itu Murah •
(dr. Santi, kenapa ya dok?, kenapayadok.com)
Informasi dalam artikel ini akurat pada waktu penerbitan. Namun, karena situasi seputar COVID-19 terus berkembang, ada kemungkinan beberapa data telah berubah sejak dipublikasikan. Walaupun KenapaYaDok.com selalu menjaga agar informasi kami tetap sesuai dengan perkembangan, kami mendorong pembaca untuk tetap mendapat informasi tentang berita dan rekomendasi dengan menggunakan CDC, WHO, dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai sumbernya.
MATERI DALAM SITUS INI DIMAKSUDKAN HANYA UNTUK DIJADIKAN SEBAGAI INFORMASI UMUM, DAN BUKAN DITUJUKAN SEBAGAI DIAGNOSA, ATAU PERAWATAN YANG DIREKOMENDASIKAN.
Harap dicatat bahwa informasi medis di situs ini dirancang untuk mendukung, bukan untuk menggantikan hubungan antara pasien dan dokter, dan saran medis yang mungkin mereka berikan.
The information in this story is accurate as of press time. However, as the situation surrounding COVID-19 continues to evolve, it’s possible that some data have changed since publication. While KenapaYaDok.com tries to keep our stories as up-to-date as possible, we also encourage readers to stay informed on news and recommendations for their own communities by using the CDC, WHO, and their local public health department as resources.
THE MATERIAL IN THIS SITE IS INTENDED TO BE OF GENERAL INFORMATIONAL USE AND IS NOT INTENDED TO CONSTITUTE MEDICAL ADVICE, PROBABLE DIAGNOSIS, OR RECOMMENDED TREATMENTS.
Please note that medical information found on this website is designed to support, not to replace the relationship between patient and physician/doctor and the medical advice they may provide.
(Credit: Jennifer Burk & S. Hermann & F. Richter. Pictures are used for representational purpose only)