Tanya Jawab Webinar Ulang Tahun BIP ke 28
Q Icha :
Mama ku meninggal karena covid senin kemaren tgl 16 Sept.. memang awalnya gak percaya.. karena mama saya tidak ada demam, tidak batuk, tidak flu.. tapi ada asam lambung.. jadi gejala itu ngak terlihat.. 3 M itu memang harus kita lakukan..
saya ngak stress dok waktu jenazah mama saya dimakamkan..karena ini wabah.. semua penyakit pasti cepat terpapar covid.. memang ada baiknya di makamkan standart protocold covid..walaupun hasil swab nya blm ketahuan..karena daripada dibawa kerumah bisa dzolim juga dengan lingkungan..
A dr Santi:
Turut berduka cita atas berpulangnya ibunda.
Memang salah satu yang membuat penanganan COVID-19 ini sulit adalah tidak semua penderita menunjukkan gejala yang jelas, bahkan sebagian tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Maka sangat penting bagi setiap orang melakukan 3 M agar penyebaran COVID-19 dapat ditekan seminimal mungkin.
Pemakaman yang dilakukan sesuai standar protokol COVID-19 juga ditujukan agar penularan dapat ditekan.
Q Tuti:
apa virus corona itu terbang di udara?
A dr Santi:
Terima kasih pertanyaannya Bu Tuti.
Update yang terakhir menyatakan bahwa virus penyebab COVID-19 dianggap dapat menyebar melalui udara (airborne) dalam beberapa situasi khusus, misalnya :
ketika melakukan prosedur medis yang menyebabkan terjadinya aerosol misalnya saat memasang intubasi, nebulizer dll
dalam ruangan yang sempit, sirkulasi udara yang buruk, dengan jumlah orang yang banyak.
Q Deesis:
buah dan sayur harus dicuci pake sabun?
A dr Santi:
Terima kasih Bu Deesis atas pertanyaannya.
Buah dan sayur sebaiknya dicuci dengan air yang mengalir.
Penggunaan sabun tidak diperlukan, tetapi jika sabun memang khusus peruntukannya mencuci sayur dan buah, boleh digunakan.
Yang penting airnya mengalir, bukan direndam.
Cuci sayuran sebelum dipotong agar gizi yang terkandung tidak terbuang bersama dengan air cucian.
Q Asti:
Covid ini ada masa inkubasinya? Misa sudah tes mandiri krn parno dan hasil negatif. Apa sudah boleh merasa aman?
A dr Santi:
Terima kasih atas pertanyaannya Bu Asti.
Masa inkubasi COVID-19 adalah 2 sampai 14 hari.
Tes mandiri boleh dilakukan tetapi hasil tes negatif tidak selalu berarti pasti bebas dari virus penyebab COVID-19.
Beberapa hal dapat menyebabkan hasil test menjadi negatif walaupun sebenarnya orang menderita COVID-19 :
jenis tes.
Swab PCR lebih tinggi akurasinya daripada test antibodi maupun antigen
waktu dilakukan test.
Tes antibodi IGM dan IGG misalnya, dapat memberikan hasil negatif jika dilakukan pada awal infeksi karena tubuh membutuhkan waktu untuk membuat antibodi.
Maka jika test dilakukan sebelum antibodi muncul, maka bisa saja terbaca negatif.
asal cairan.
Pada test swab, asal cairan tubuh turut berpengaruh pada hasil test. Cairan yang paling baik adalah yang berasal dari bilas cabang paru.
kesalahan-kesalahan lain.
Cara pengambilan yang tidak tepat, cara penyimpanan sampel yang salah, atau cara pengiriman sampel ke laboratorium yang salah juga dapat mempengaruhi akurasi hasil.
Alat test yang tidak memenuhi standar atau kerusakan alat atau reagen juga mempengaruhi hasil test.
Q Sumaryoto:
utk jaga imun, bagus Vit c atau vit B?
A dr Santi:
Terima kasih atas pertanyaannya Pak Sumaryoto.
Untuk menjaga imunitas tubuh semua vitamin, tidak hanya vit C dan vit B saja, mineral, dan zat gizi diperlukan, termasuk juga cairan.
Masing-masing mempunyai perannya dalam menjaga imunitas tubuh misalnya menjaga lapisan lendir tetap utuh, meningkatkan kemampuan sel imunitas, memberikan energi bagi sel imunitas, menjaga aliran darah agar lancar, dan sebagainya.
Maka makanlah dengan panduan tadi agar semua kebutuhan zat gizi terpenuhi.
Q Deesis:
kalo beli makan di luar, apa wajib dihangatkan dulu?
A dr Santi:
Terima kasih atas pertanyaannya Bu Deesis.
Agak sulit menjawab pertanyaan ini. Karena penularan melalui makanan masih belum terlalu jelas.
Sebaiknya memang makan masakan yang dimasak sendiri.
Atau pilih tempat menjual makanan yang menjalankan protokol pencegahan penularan dengan ketat.
Memanaskan makanan boleh dilakukan asal tidak dilakukan berulangkali untuk mencegah turunnya nilai gizi dan berubahnya beberapa zat makanan menjadi berbahaya (misalnya santan)
Q Durroh:
apa virus corona bisa menular lewat asap rokok?
A dr Santi:
Terima kasih atas pertanyaannya Pak/Bu Durroh.
Virus penyebab COVID-19, sampai saat ini dianggap tidak menular lewat asap rokok. Kecuali ketika menghembuskan asap rokok diiringi keluarnya droplet misalnya batuk.
Tetapi sebaiknya menghindari asap rokok karena asap rokok dapat menurunkan kekebalan tubuh dan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan mulai dari yang ringan sampai yang berat.
Q Yudi:
bagaimana sebaiknya kita terhadap tmn yg terjangkit covid dan teman yg meninggal dan diinfokan covid?
A dr Santi:
Terima kasih atas pertanyaannya Pak Yudi.
Terhadap teman yang terjangkit COVID-19 sebaiknya kita menghindari kontak fisik tetapi tetap menjalin tali silaturahmi dan memberikan support tanpa melibatkan kontak fisik.
Menderita COVID-19 bukanlah aib.
Jangan mengucilkan penderita.
Yang harus dijaga adalah jarak fisik dan kontak fisik.
Jika kita berkontak erat dengan teman yang menderita atau meninggal karena COVID-19 maka kita perlu melakukan test karena potensi penularan dapat terjadi.
Jangan lupa jaga daya tahan tubuh dengan menjalankan pola hidup yang sehat.
Q Fitri:
apakah penderita asma lbh rentan terkena covid? Bagaimana mengantisipasinya?
A dr Santi:
Terima kasih atas pertanyaannya Bu Fitri.
Penderita asma sama risikonya tertular COVID-19 dengan yang bukan penderita asma.
Hanya saja ketika menderita COVID-19 maka kemungkinan penyakitnya berkembang menjadi parah dan serius akan lebih tinggi pada penderita asma dibandingkan dengan yang sehat.
Antisipasi yang perlu dilakukan adalah mengendalikan penyakit asma dengan mematuhi anjuran dokter yang merawat, menjalankan protokol pencegahan penularan COVID-19 dengan ketat, dan menjaga imunitas tubuh dengan menjalankan pola hidup yang sehat.
Q Mia:
dok, cara menjaga imun sblm dan sesudah covid, apa beda?
A dr Santi:
Terima kasih atas pertanyaannya Bu Mia.
Menjaga imunitas tubuh sebelum dan sesudah pandemi COVID-19 pada dasarnya sama saja.
Maka sesudah pandemi berlalu, kita tetap harus menjalankan pola hidup yang sehat agar imunitas terjaga.
Imunitas tubuh yang baik mencegah kita terkena gangguan kesehatan, tidak hanya penyakit infeksi virus saja, tetapi juga infeksi bakteri, jamur, parasit, bahkan menjaga kita dari berbagai gangguan kesehatan lainnya seperti kanker, gangguan metabolisme, dll.
Q Thorro:
Tadi kalo tdk salah dikemukakan dokter bhw imun yg kurang tdk baik berlebihpun juga kurang baik.
Bagaimana kita mengetahui kpn tubuh kita imunnya kurang dan kpn kita tahu imun kita ini berlebih
A dr Santi:
Terima kasih atas pertanyaannya Pak Thorro.
Agak sulit mengetahui secara persis. Karena mekanisme imunitas kita terdiri dari beberapa lapis.
Kulit dan selaput lendir misalnya, adalah mekanisme pertahanan tubuh yang paling luar yang kita miliki. Gangguan pada kulit dan selaput lendir dapat mempermudah terjadinya infeksi.
Kita masih memiliki berbagai jenis imunitas tubuh lainnya seperti sel-sel dalam darah, kelenjar limfe, dll.
Untuk imunitas yang ada dalam darah dapat diketahui dengan pemeriksaan laboratorium.
Cara mudah dan sederhana untuk mengetahuinya adalah dengan mengamati seberapa sering kita mengalami gangguan kesehatan.
Imunitas tubuh yang baik mencegah kita terkena gangguan kesehatan. Jadi jika kita sering sakit, cobalah untuk menilai apakah kita sudah cukup baik dalam menjaga imunitas tubuh.
Q Fajriatun:
olahraga ringan sampe sedang seperti apa dok?
A dr Santi:
Terima kasih atas pertanyaannya Pak Fajriatun.
Ada hitungan matematika berdasarkan denyut nadi dan umur untuk mengetahui intensitas olahraga.
Tetapi agar mudah, ada patokan sederhana yang dapat dilakukan.
Olahraga intensitas ringan ditandai dengan olahraga dapat dilakukan dengan mudah, keringat hampir tidak ada atau hanya sedikit sekali, orang masih dapat berbicara dengan lancar dan dapat bernyanyi.
Olahraga intensitas sedang ditandai keringat mulai banyak, tubuh terasa hangat atau panas, orang masih dapat berbicara dengan baik tetapi sudah tidak dapat bernyanyi.
Olahraga intensitas berat ditandai dengan keringat yang banyak, orang sudah sulit berbicara dengan baik tanpa berhenti untuk bernafas, nafas menjadi cepat dan berat.
Q Lisdy:
untuk penderita autoimun, kan sangat rentan ya, Dok, ada tips khusus kah supaya terhindar dari Covid 19?
A dr Santi:
Terima kasih atas pertanyaannya Bu Lisdy.
Orang dengan autoimun perlu menjalankan seluruh protokol pencegahan penularan COVID-19 dengan ketat dan konsisten, menjalankan pola hidup yang sehat, dan mengendalikan kondisi autoimun yang diderita. Konsultasikan kepada dokter yang merawat untuk mempertimbangkan alternatif pengobatan.
Jangan lupa jaga kesehatan mental juga.
Q Tania:
Dok, apa ada waktu yang paling baik untuk olahraga? Ada yang berpendapat pagi sebelum sarapan, ada juga yang berpendapat sore hari setelah makan.
A dr Santi:
Terima kasih atas pertanyaannya Bu Tania.
Waktu yang paling baik adalah waktu di mana kita mampu memberikan komitmen untuk berolahraga secara konsisten.
Olahraga yang dilakukan pada pagi hari dan sore hari masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan yang dapat diabaikan sepanjang kita menjalankan olahraga dengan konsisten.
Olahraga pada pagi hari membutuhkan waktu lebih lama untuk pemanasan dan peregangan, kemungkinan cedera lebih tinggi, tetapi angka konsistensi lebih baik.
Sedangkan olahraga pada sore hari tidak diperlukan waktu yang lama untuk pemanasan dan peregangan, kekuatan dan kemampuan dapat lebih tinggi, tetapi terkadang sulit untuk menjadi konsisten.
Tentunya semua ini bersifat individual.
Perlu diperhatikan bahwa olahraga pada waktu yang mendekati waktu tidur dapat membuat kita menjadi segar dan sulit tidur.
Jika demikian beri jarak dengan waktu tidur dan turunkan intensitas dan lamanya olahraga.
Q Anisah:
Dok, olahraga yang baik itu apakah harus bervariasi? atau boleh satu jenis saja, misalnya bersepeda saja.
A dr Santi:
Terima kasih atas pertanyaannya Bu Anisah.
Boleh saja. Tetapi kita juga perlu mendapatkan olahraga yang bersifat anaerobik (misalnya angkat beban, push up, sit up, plank, dll) dan perlu juga melatih keseimbangan dan kelenturan.
Sepeda bersifat aerobik. Jadi tambahkan sedikit olahraga lainnya agar menjadi sempurna.
Q Fita:
Dok, kalau 10.000 step per hari itu termasuk ringan, sedang atau berat, Dok?
A dr Santi:
Terima kasih atas pertanyaannya Bu Fita.
Jumlah step tidak menentukan intensitas olahraga.
Yang menentukan adalah kecepatan dan beban.
Semakin tinggi kecepatan dan semakin banyak beban yang dibawa akan meningkatkan intensitas.
Beberapa orang menambah beban dengan memakai beban pada pergelangan kaki.
Hal ini tidak diperlukan jika tujuan olahraga adalah untuk menjaga imunitas tubuh.
Olahraga intensitas ringan ditandai dengan olahraga dapat dilakukan dengan mudah, keringat hanya sedikit sekali, orang masih dapat berbicara dan bernyanyi.
Olahraga intensitas sedang ditandai keringat mulai banyak, tubuh terasa hangat atau panas, orang masih dapat berbicara dengan baik tetapi sudah tidak dapat bernyanyi.
Olahraga intensitas berat ditandai dengan keringat yang banyak, orang sudah sulit berbicara dengan baik tanpa berhenti untuk bernafas, nafas menjadi cepat dan berat.
Q Sita:
dok kalau saya susah tidur setiap malam itu bagaimana ya? Dan tidur saya jga gak nyenyak, gampang bangun juga
A dr Santi:
Terima kasih atas pertanyaannya Bu Sita.
Coba dicari dahulu penyebab susah tidur.
Apakah terlalu banyak kafein, banyak pikiran, terlalu banyak paparan cahaya (dari lampu, televisi, handphone, laptop, dll) menjelang waktu tidur, kurang paparan cahaya pada pagi sampai sore hari.
Setelah diketahui penyebabnya, segera dibereskan agar tidak mengganggu waktu tidur.
Q HARTONO:
Dok, mau tanya. Orang dengan Imun dan fisik yang bugar apakah bisa menangkal virus atau virus tetap menjangkit tetapi tidak muncul sakit (OTG)?
A dr Santi:
Terima kasih atas pertanyaannya Pak Hartono.
Orang dengan imunitas yang baik dan fisik yang bugar dapat menangkal dan berperang melawan virus yang masuk sehingga walaupun virus masuk, orang tetap dalam kondisi sehat.
Jika jumlah virus yang masuk sangat banyak atau sangat ganas, maka orang tersebut bisa sakit tanpa menimbulkan gejala, atau jika bergejala pun hanya ringan saja. Waktu penyembuhan pun akan lebih singkat.
Q Saputro:
selamat sore dokter…saya pernah sakit flex paru tahun 2014 namun sudah sembuh sekarang..sudah 2 tahun ini saya rajin bersepeda…pertanyaannya…apakah aman jika saya tetap bersepeda disaat pandemi, biasanya saya bersepeda bersama kawan komunitas sepeda lebih dari 5 orang.
A dr Santi:
Terima kasih atas pertanyaannya Pak Saputro.
Jika paru sembuh tanpa jaringan parut yang berarti maka paru dapat berfungsi dengan baik.
Bersepeda dapat tetap dilakukan dengan menerapkan protokol pencegahan penularan COVID-19.
Tetap menjaga jarak setidaknya 20 meter dengan pesepeda lainnya selama bersepeda.
• Sehat itu mudah • • Sehat itu murah •
(dr. Santi, kenapa ya dok?, kenapayadok.com)
Informasi dalam artikel ini akurat pada waktu penerbitan. Namun, karena situasi seputar COVID-19 terus berkembang, ada kemungkinan beberapa data telah berubah sejak dipublikasikan. Walaupun KenapaYaDok.com selalu menjaga agar informasi kami tetap sesuai dengan perkembangan, kami mendorong pembaca untuk tetap mendapat informasi tentang berita dan rekomendasi dengan menggunakan CDC, WHO, dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai sumbernya.
MATERI DALAM SITUS INI DIMAKSUDKAN HANYA UNTUK DIJADIKAN SEBAGAI INFORMASI UMUM, DAN BUKAN DITUJUKAN SEBAGAI DIAGNOSA, ATAU PERAWATAN YANG DIREKOMENDASIKAN.
Harap dicatat bahwa informasi medis di situs ini dirancang untuk mendukung, bukan untuk menggantikan hubungan antara pasien dan dokter, dan saran medis yang mungkin mereka berikan.
The information in this story is accurate as of press time. However, as the situation surrounding COVID-19 continues to evolve, it’s possible that some data have changed since publication. While KenapaYaDok.com is trying to keep our stories as up-to-date as possible, we also encourage readers to stay informed on news and recommendations for their own communities by using the CDC, WHO, and their local public health department as resources.
THE MATERIAL IN THIS SITE IS INTENDED TO BE OF GENERAL INFORMATIONAL USE AND IS NOT INTENDED TO CONSTITUTE MEDICAL ADVICE, PROBABLE DIAGNOSIS, OR RECOMMENDED TREATMENTS.
Please note that medical information found on this website is designed to support, not to replace the relationship between patient and physician/doctor and the medical advice they may provide.
(Credit: Pexels. Pictures are used for representational purpose only)