Mumpung Minyak Goreng Mahal dan Langka, Ini Caranya Menggoreng yang Lebih Irit, dan Menyehatkan
Menggoreng makanan sudah menjadi kebiasaan yang umum dijumpai dalam hampir setiap rumah makan dan rumah tangga di Indonesia.
Walaupun sebenarnya masyarakat mengetahui bahwa konsumsi makanan yang digoreng dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, kebiasaan konsumsi gorengan sangat sulit dilepaskan.
Tips menggoreng untuk mengurangi dampak buruk kesehatan
Menggoreng sendiri akan membuat kita yakin dengan kualitas gorengan dan membuat kita dapat melakukan berbagai hal yang dapat menurunkan dampak buruk dari gorengan.
Menggunakan metode ‘menggoreng’ yang lebih baik untuk kesehatan
misalnya dengan air fryer atau dengan oven.
Potong bahan makanan dengan ukuran yang besar dan tebal.
Semakin banyak permukaaan bahan makanan yang berkontak dengan minyak akan membuat semakin banyak minyak yang menyerap masuk ke dalam bahan makanan.
Gunakan minyak yang baru.
Minyak hanya boleh dipakai ulang sebanyak maksimal 3 kali.
Jadi gunakan minyak yang baru untuk menggoreng bahan makanan yang relatif tidak meninggalkan bau pada minyak atau membuat minyak berubah menjadi kotor. Misalnya menggoreng kacang, tempe atau tahu tanpa balutan tepung, kerupuk, dll.
Gunakan minyak bekas menggoreng untuk menumis sayur.
Bisa pula menggunakan minyak tersebut untuk menggoreng bahan makanan yang berbau tajam atau membuat minyak menjadi kotor. Misalnya menggoreng ikan atau bahan berbalut tepung.
Usahakan menggoreng beberapa bahan makanan sekaligus dan simpan dalam wadah tertutup dalam kulkas.
Misalnya ketika akan menggoreng kerupuk, goreng sekalian kacang, tempe atau tahu untuk campuran masakan di esok hari.
Pemanasan minyak berulang kali tidak dianjurkan karena akan mengubah struktur kimia minyak.
Minyak yang akan digunakan kembali harus disaring dengan saringan halus agar bersih dari berbagai remah sisa menggoreng.
Jika setelah digunakan minyak goreng tidak disaring, sisa-sisa makanan yang tertinggal dalam minyak akan menjadi media pertumbuhan bakteri yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan misalnya keracunan makanan.
Simpan dalam tempat yang bersih, kering, tertutup rapat.
Simpan dalam wadah yang tidak tembus cahaya agar minyak lebih tahan lama. Letakkan di tempat yang gelap dan tidak terpapar cahaya dan panas.
Ketika akan menggunakan minyak bekas, pastikan minyak masih layak pakai.
Sebelumnya saring kembali minyak dengan saringan halus agar berbagai remah sisa menggoreng sebelumnya tidak terbawa.
Remah yang tersisa selain berpotensi mengandung bakteri, juga akan membuat gorengan menjadi pahit.
Buang minyak yang sudah tidak layak pakai.
Ciri-cirinya adalah :
- warna minyak kehitaman
- konsistensi minyak agak mengental
- berbau tengik atau bau tidak enak
- minyak keruh dan banyak endapan di dasar minyak
- minyak berbusa
- minyak sudah digunakan 3 kali.
BACA JUGA
- Bahaya Menghadang di Balik Garingnya Gorengan
- Mitos-mitos Seputar Stroke Yang Bisa Menyebabkan Kematian
- Cara Mudah Makan untuk Turunkan Berat Badan
- Bagaimana Pola Makan Penderita Diabetes Saat Puasa Ramadhan?
- Bakteri Baik? Bakteri Jahat? Apa Itu Prebiotik, Probiotik, dan Sinbiotik?
Saat menggoreng, sedapat mungkin hindari pemakaian tepung atau penambahan gula.
dr santi
Tepung atau gula yang dipanaskan dapat menimbulkan reaksi kimia ketika bertemu dengan asam amino dalam bahan makanan membentuk akrilamida.
Zat ini diduga dapat memicu kanker.

Gunakan sesedikit mungkin minyak untuk menggoreng.
Bahan makanan yang tenggelam dalam minyak ketika digoreng akan menyebabkan semakin banyak minyak terserap ke dalam makanan tersebut.
Gunakan botol kecil untuk menuang minyak atau yang bermulut kecil sehingga kita dapat mengontrol jumlah minyak yang akan dituang.
Bila perlu gunakan sendok untuk mengambil minyak agar bisa menakar penggunaan minyak.
Gunakan alat untuk menyemprotkan minyak bila hanya membutuhkan sedikit saja minyak untuk memasak.
Gunakan panci anti lengket agar pemakaian minyak dapat dikurangi.
Gunakan panci yang bersih.
Kotoran yang melekat pada panci akan menjadi gosong/hangus dan akan mengurangi kualitas minyak dan berpotensi menimbulkan zat kimia yang bisa memicu kanker.
Gunakan Suhu yang Tepat Untuk Menggoreng
Saat akan menggoreng, tunggu sampai minyak panas baru memasukkan bahan makanan.
Minyak yang masih dingin akan membuat cita rasa makanan jadi kurang enak dan makanan akan lama matangnya.
Semakin lama bahan makanan berkontak dengan minyak goreng, semakin banyak minyak yang akan terserap ke dalamnya.
Hindari memanaskan minyak di atas titik didih minyak.
Agar mudah diterapkan, hindari memanaskan minyak sampai minyak terlihat berasap.
Kecilkan sedikit api kompor bila sudah lama memanaskan minyak agar minyak tetap berada di bawah titik didih.
Tapi perlu diingat bahwa menggoreng makanan dengan suhu minyak yang terlalu rendah akan menyebabkan makanan lebih lama matang.
Akibatnya makanan akan berada lebih laman dalam minyak.
Goreng sampai makanan berwarna kuning keemasan.
Hindari menggoreng sampai makanan berwarna coklat tua atau kehitaman. Semakin gelap warna makanan tersebut, semakin banyak kandungan akrilamida di dalamnya.
Segera sesudah matang, angkat gorengan dan tiriskan dari minyak.
Hindari membiarkan gorengan yang sudah matang tetap berada dalam minyak. Ingat, semakin lama makanan berkontak dengan minyak, semakin banyak minyak yang akan terserap.
Setelah ditiriskan, letakkan di atas tisu dapur agar minyak yang masih melekat dapat meresap ke tisu dapur.
Waspada Dengan Akrilamida
Saat menggoreng, sedapat mungkin hindari pemakaian tepung atau penambahan gula.
Tepung atau gula yang dipanaskan dapat menimbulkan reaksi kimia ketika bertemu dengan asam amino dalam bahan makanan membentuk akrilamida. Zat ini diduga dapat memicu kanker.
Simpan bahan makanan yang mengandung karbohidrat (gula) dalam suhu ruangan.
Menyimpan dalam lemari es akan membuat kandungan gula meningkat. Akibatnya ketika bahan tersebut digoreng, maka kandungan akrilamida akan meningkat juga.
• Sehat itu Mudah • • Sehat itu Murah •
(dr. Santi, kenapa ya dok?, kenapayadok.com)
MATERI DALAM SITUS INI DIMAKSUDKAN HANYA UNTUK DIJADIKAN SEBAGAI INFORMASI UMUM, DAN BUKAN DITUJUKAN SEBAGAI DIAGNOSA, ATAU PERAWATAN YANG DIREKOMENDASIKAN.
Harap dicatat bahwa informasi medis di situs ini dirancang untuk mendukung, bukan untuk menggantikan hubungan antara pasien dan dokter, dan saran medis yang mungkin mereka berikan.
THE MATERIAL IN THIS SITE IS INTENDED TO BE OF GENERAL INFORMATIONAL USE AND IS NOT INTENDED TO CONSTITUTE MEDICAL ADVICE, PROBABLE DIAGNOSIS, OR RECOMMENDED TREATMENTS.
Please note that medical information found on this website is designed to support, not to replace the relationship between patient and physician/doctor and the medical advice they may provide.
(Credit: Ashwini Chaudhary & Roberta Sorge. Pictures are used for representational purposes only)