Langkah Sederhana Melindungi Diri Sambil Mengurangi Polusi Udara
Perubahan kehidupan yang berjalan dengan cepat diwarnai memudarnya hambatan jarak dan waktu. Mudah dan cepatnya perpindahan orang dan benda membuat hidup menjadi lebih nyaman.
Kemudahan mencicil kendaraan bermotor membuat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor tidak sebanding dengan pertumbuhan jalan. Akibatnya kemacetan terjadi hampir di semua tempat dan di semua waktu.
Konsekuensinya adalah meningkatnya polusi udara akibat asap kendaraan bermotor.
Belum lagi kebakaran hutan dan lahan yang kerap terjadi.
Berbagai polusi tersebut mencemari udara ditambah lagi dengan asap pabrik, asap rokok, asap pembakaran sampah, dan sebagainya.
Beberapa jenis zat pencemar udara yang kerap ditemukan adalah karbon monoksida, nitrogen oksida, sulfur oksida, dll.
Pada tahun 2020, menurut data baru dari platform data kualitas udara global IQAir, diterbitkan dalam sebuah Laporan Kualitas Udara Dunia 2020 dan peta global interaktif online, adanya pembatasan aktivitas akibat kebijakan untuk menekan penyebaran COVID-19, sebanyak 84% dari semua negara yang dipantau mengalami peningkatan kualitas udara.
Sayangnya, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) karena COVID-19, tidak mengubah kualitas udara di Jakarta dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.
Citra satelit dan analisis yang disusun oleh Center for Research on Energy and Clean Air (CREA) mengungkapkan bahwa untuk sementara konsentrasi nitrogen dioksida (NO2) turun 33% dan tingkat polusi partikulat global (PM2.5) tetap tinggi.
Diikuti dengan peningkatan konsentrasi PM2.5 dan NO2 selama masa PSBB transisi.
Bahkan pada 15 Juni 2020, Jakarta ada dalam 5 besar kota di dunia yang memiliki kualitas udara terburuk menurut database IQAir Visual.
Data lainnya mengungkap bahwa Tangerang Selatan menjadi kota paling tercemar se-Asia Tenggara.
Pencemaran udara ini berdampak pada kesehatan yaitu gangguan di saluran pernafasan, jantung, organ reproduksi, dan berbagai organ tubuh lainnya, kanker, hipertensi, dll.
Agar terhindar dari gangguan kesehatan akibat polusi udara, ada beberapa hal yang dapat dikerjakan.
- Menghindari polusi udara baik di dalam ruangan maupun di luar rumah.
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta mendapatkan vaksinasi agar terhindar dari berbagai penyakit.
- Melatih pernapasan dengan senam pernapasan, olahraga, bernyanyi, tertawa, dll.
- Menjaga hidrasi tubuh dengan cukup minum.
- Makan makanan yang bergizi lengkap dan seimbang.
- Hindari makanan olahan dan alkohol.
- Batasi asupan gula dan garam.
- Tidak merokok atau tidak terpapar asap rokok.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
BACA JUGA
- Cara Menjaga Kesehatan Paru-Paru
- Latihan Pernapasan Alami untuk Mengurangi Sesak
- Haruskah Konsumsi Vitamin C Setiap Hari?
- Amankah Pakai Masker Saat Olah Raga?
- Semua Tentang Influenza (Flu) dan Cara Mencegahnya
Agar terhindar dari gangguan kesehatan akibat polusi udara, hindari polusi udara baik di dalam ruangan maupun di luar rumah.
Sebenarnya yang paling penting dilakukan oleh kita sebagai anggota masyarakat adalah turut berperan dalam menurunkan polusi udara.
dr santi
Banyak hal yang bisa dilakukan dimulai dari diri sendiri.

Bagaimana menghindari polusi udara di luar rumah?
- Menjauhi asap rokok bagi perokok pasif terutama asap yang berasal dari ujung rokok yang terbakar.
- Berusaha untuk berhenti merokok bagi perokok aktif.
- Sedapat mungkin berusaha untuk berada dalam ruangan terutama pada saat polusi udara sedang tinggi, misalnya menghindari berada di jalan pada saat kemacetan terjadi.
- Hindari berlama-lama di area parkir terutama bila area tersebut memiliki sirkulasi udara yang kurang baik.
- Menggunakan masker dengan kualitas yang baik jika ingin bersepeda di jalan.
- Mengelola sampah dengan baik agar tidak perlu membakar sampah.
Sebenarnya yang paling penting dilakukan oleh kita sebagai anggota masyarakat adalah turut berperan dalam menurunkan polusi udara.
Banyak hal yang bisa dilakukan dimulai dari diri sendiri.
✓ Memilih berjalan kaki ketika jarak tempuh cukup dekat.
✓ Menggunakan alat transportasi publik.
✓ Menghindari terjebak dalam kemacetan, misalnya memilih waktu bepergian atau rute jalan.
✓ Mematikan mesin kendaraan ketika menunggu di dalam kendaraan.
✓ Menghemat penggunaan listrik karena listrik sebagian besar masih menggunakan bahan utama fosil seperti batu bara.
Hasil pembakaran batu bara untuk menghasilkan listrik akan mencemari udara.
✓ Mengurangi jumlah sampah, terutama sampah plastik karena plastik bisa berubah menjadi mikroplastik dan mencemari lingkungan baik udara, tanah, dan air.
Hal ini bisa dilakukan dengan menjalankan 5R yaitu :
- Refuse,
tolaklah segala sesuatu yang tidak dibutuhkan atau pasti tidak digunakan.
Misalnya jika berbelanja, gunakan tas sendiri atau menolak jika diberi plastik, sendok makan (jika makanan dibawa pulang karena bisa menggunakan sendok sendiri di rumah).
Tidak perlu membawa pulang segala macam benda, plastik, dll yang tidak dibutuhkan walaupun diberikan secara gratis. - Reduce,
mengurangi sampah dapat dilakukan dengan banyak cara misalnya jika membeli makanan, mintalah dalam satu kemasan besar sekaligus, hindari meminta plastik berlapis-lapis, satukan berbagai belanjaan menjadi satu tempat untuk menghindari pemberian plastik pembungkus, dll - Reuse,
gunakan kembali barang plastik misalnya kantong plastik dipakai ulang, dll - Repurpose,
menggunakan kreativitas untuk memanfaatkan berbagai benda misalnya, botol plastik menjadi pot bunga, kaleng bekas menjadi tempat pernak-pernik, dan sebagainya. - Recycle,
kumpulkan berbagai benda yang masih dapat didaur ulang dan setorkan ke bank sampah.
• Sehat itu Mudah • • Sehat itu Murah •
(dr. Santi, kenapa ya dok?, kenapayadok.com)
MATERI DALAM SITUS INI DIMAKSUDKAN HANYA UNTUK DIJADIKAN SEBAGAI INFORMASI UMUM, DAN BUKAN DITUJUKAN SEBAGAI DIAGNOSA, ATAU PERAWATAN YANG DIREKOMENDASIKAN.
Harap dicatat bahwa informasi medis di situs ini dirancang untuk mendukung, bukan untuk menggantikan hubungan antara pasien dan dokter, dan saran medis yang mungkin mereka berikan.
THE MATERIAL IN THIS SITE IS INTENDED TO BE OF GENERAL INFORMATIONAL USE AND IS NOT INTENDED TO CONSTITUTE MEDICAL ADVICE, PROBABLE DIAGNOSIS, OR RECOMMENDED TREATMENTS.
Please note that medical information found on this website is designed to support, not to replace the relationship between patient and physician/doctor and the medical advice they may provide.
(Credit: Kristen Morith & Dylan Fout. Pictures are used for representational purpose only)