Gejala Varian Omicron Lebih Ringan. Berarti Kita Dapat Mengabaikannya?

Dua tahun sudah berlalu, pandemi belum juga usai.
Varian baru COVID-19 Omicron semakin meluas di berbagai negara.

Walaupun berdasarkan data yang dikumpulkan, gejala dari varian baru ini lebih ringan daripada varian Delta, tidak berarti kita dapat mengabaikannya.
Mengapa demikian?

  • Bagi kelompok rentan seperti pada lansia, orang dengan usia berapapun yang menderita penyakit diabetes, hipertensi, penyakit jantung, penyakit pada saluran pernapasan, penyakit ginjal, penyakit pada sistem saraf, penyakit pada hati, perokok, obesitas, kanker, gangguan imunitas, dan lainnya, Omicron dapat menimbulkan gejala yang berat dan memerlukan perawatan di rumah sakit, bahkan dapat berujung pada kematian.

    Dan sampai saat ini, varian Delta yang memicu berbagai gejala yang lebih parah, juga belum lenyap sepenuhnya.
  • Varian Omicron menular dengan lebih mudah dan cepat daripada varian Delta.
    Akibatnya dalam waktu singkat, akan banyak orang yang tertular.
  • Gejala dari Omicron yang cenderung ringan pada sebagian besar orang menyebabkan orang tidak menyadari sedang terkena COVID-19 dan tidak melakukan tes untuk COVID-19.
    Akibatnya orang tetap bekerja atau melakukan aktivitas seperti biasa dan tentunya menyebarkan virus ke banyak orang di sekitarnya.
  • Protokol kesehatan tidak diterapkan secara ketat karena masyarakat telah jenuh, tidak percaya, menganggap pandemi telah selesai, atau merasa aman karena sudah divaksin COVID-19.
  • Permasalahan akan timbul jika dalam waktu yang bersamaan banyak orang yang sakit COVID-19 dan membutuhkan perawatan di rumah sakit. Sementara kapasitas tempat perawatan dan tenaga medis relatif tetap dan tidak dapat bertambah dalam waktu yang singkat.

Berdasarkan data, vaksinasi COVID-19 membantu menurunkan tingkat keparahan dan angka kematian. Sayangnya imunitas alias kekebalan tubuh yang didapatkan melalui vaksinasi hanya bertahan sekitar 6 bulan.
Sedangkan kekebalan tubuh alami yang terbentuk akibat sakit COVID-19 dianggap dapat bertahan antara 3 bulan sampai 5 tahun.


Karena kita tidak mengetahui persis berapa lama kekebalan tubuh dalam diri kita bertahan sesudah vaksin maupun sesudah sembuh dari COVID-19, maka ada 4 hal penting yang harus dilakukan :

  1. Protokol kesehatan tetap harus diterapkan dengan ketat.
  2. Tidak lupa menjaga daya tahan tubuh dengan baik.
  3. Segera isolasi mandiri jika mengalami sakit walaupun ringan.
    Anggaplah diri positif menderita COVID-19. Jauhi orang lain terutama golongan rentan.
    Sebaliknya, kita menjauhi orang sakit, terutama bila kita tergolong dalam kelompok rentan.
  4. Segera dapatkan vaksin booster terhadap COVID-19 terutama pada golongan rentan, yang berpotensi menderita sakit yang parah dan bahkan bisa menyebabkan kematian jika terkena COVID-19.
    Vaksin booster bertujuan memperbaiki efektivitas vaksin yang telah menurun seiring berjalannya waktu.


BACA JUGA


Gejala dari Omicron yang cenderung ringan pada sebagian besar orang menyebabkan orang tidak menyadari sedang terkena COVID-19 dan tidak melakukan tes untuk COVID-19.

Akibatnya orang tetap bekerja atau melakukan aktivitas seperti biasa dan tentunya menyebarkan virus ke banyak orang di sekitarnya.

dr santi
Walaupun berdasarkan data yang dikumpulkan, gejala dari varian baru ini lebih ringan daripada varian Delta, tidak berarti kita dapat mengabaikannya. Protokol kesehatan tidak diterapkan secara ketat karena masyarakat telah jenuh, tidak percaya, menganggap pandemi telah selesai, atau merasa aman karena sudah divaksin COVID-19.

Vaksinasi booster dapat dilakukan dengan :

  • mekanisme Homolog
    di mana vaksin booster diberikan dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya
  • mekanisme Heterolog
    di mana vaksin booster diberikan dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.

Vaksin COVID-19 yang akan diberikan pada masyarakat yang telah mendapat dosis primer Sinovac adalah separuh dosis dari vaksin AstraZeneca atau separuh dosis dari vaksin Pfizer.
Pada kelompok masyarakat yang telah mendapat dosis primer AstraZeneca maka akan diberikan separuh dosis dari vaksin Moderna atau separuh dosis dari vaksin Pfizer.

Pemberian vaksin booster dengan dosis hanya separuh bertujuan mengurangi efek samping vaksin. Berdasarkan hasil penelitian, setengah dosis saja sudah cukup untuk dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

Golongan rentan menjadi prioritas untuk menerima vaksin booster.
Pemberian vaksin booster dimulai sejak 12 Januari 2022. Vaksin diberikan pada seluruh masyarakat secara gratis.
Cara mendapatkannya adalah :

  1. Buka website pedulilindungi.id kemudian cek status dan tiket vaksinasi dengan memasukkan “Nama Lengkap” dan “NIK”, lalu klik periksa.
  2. Pilihan lain adalah melalui aplikasi PeduliLindungi, caranya :
  3. Masuk dengan akun yang terdaftar.
  4. Klik menu “Profil” dan pilih “Status Vaksinasi & Hasil Tes Covid-19”.
  5. Status dan jadwal vaksinasi booster akan terlihat di akun.
  6. Untuk cek tiket, buka menu “Riwayat dan Tiket Vaksin”.
• Sehat itu Mudah •
• Sehat itu Murah •
(dr. Santi, kenapa ya dok?, kenapayadok.com)




MATERI DALAM SITUS INI DIMAKSUDKAN HANYA UNTUK DIJADIKAN SEBAGAI INFORMASI UMUM, DAN BUKAN DITUJUKAN SEBAGAI DIAGNOSA, ATAU PERAWATAN YANG DIREKOMENDASIKAN.
Harap dicatat bahwa informasi medis di situs ini dirancang untuk mendukung, bukan untuk menggantikan hubungan antara pasien dan dokter, dan saran medis yang mungkin mereka berikan.

THE MATERIAL IN THIS SITE IS INTENDED TO BE OF GENERAL INFORMATIONAL USE AND IS NOT INTENDED TO CONSTITUTE MEDICAL ADVICE, PROBABLE DIAGNOSIS, OR RECOMMENDED TREATMENTS.
Please note that medical information found on this website is designed to support, not to replace the relationship between patient and physician/doctor and the medical advice they may provide.

(Credit: (Credit: RODRIGO GONZALEZ & @Smita_Sharma. Pictures are used for representational purpose only. Pictures are used for representational purpose only)

Leave a Reply

Your email address will not be published.