Bagaimana Pola Makan Penderita Diabetes Saat Puasa Ramadhan?
Pola makan yang benar sangat penting bagi penderita diabetes yang ingin menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Edukasi mengenai pola makan ini dapat diberikan secara individual dan secara umum. Tentunya kerja sama yang baik antara diabetesi dengan tenaga kesehatan sangat berperan. Tak lupa juga peran media komunikasi seperti televisi, radio, koran, media sosial, dll dalam menyebarluaskan informasi yang benar terkait pola makan ini.
Tujuan utama dari pengaturan pola makan bagi diabetesi yang berpuasa adalah :
- Diabetesi mendapatkan asupan kalori yang adekuat dengan proporsi seimbang antara karbohidrat, protein, dan lemak (makronutrien) selama periode tidak berpuasa (sejak berbuka sampai saat sahur) agar kejadian hipoglikemia (kadar gula dalam darah rendah) saat berpuasa dapat dihindari.
- Diabetesi mampu mengenali dan membagi jumlah karbohidrat yang dikonsumsi menjadi beberapa kali makan agar terhindar dari kelebihan makan karbohidrat sekaligus dalam 1 kali makan.
Dengan demikian kejadian hiperglikemia (kadar gula dalam darah tinggi) dapat dihindari. - Diabetesi mendapatkan mikronutrien (zat makanan yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit seperti vitamin dan mineral).
- Terhindar dari peningkatan berat badan sesudah bulan Ramadhan berlalu.
- Diabetesi dengan penyakit penyerta dapat mengatur menunya sesuai dengan kebutuhan dan pantangan dari penyakit penyerta, misalnya diabetesi dengan hipertensi, tentunya akan memasukkan juga pembatasan natrium (misalnya natrium dalam garam, micin, kecap, saos, dll) dan penambahan asupan serat ke dalam menunya.
BACA JUGA
- Tips Anti Lapar. Cara Memilih Makanan Tahan Lapar Selama Berpuasa
- Khawatir Bau Mulut Tidak Sedap Saat Berpuasa Hanya Karena Dehidrasi?
- Tetap Sehat di Bulan Ramadhan dan Terhindar dari COVID-19
- Halau Bau Mulut Saat Puasa
- Diare Dapat Mengancam Jiwa Jika Diremehkan. Sebenarnya Diare Dapat Dicegah Dengan Mudah
Tujuan utama dari pengaturan pola makan bagi diabetesi yang berpuasa adalah
dr santi
📍 supaya bisa mendapatkan asupan kalori yang adekuat dengan proporsi seimbang,
📍 mampu mengenali dan membagi jumlah karbohidrat yang dikonsumsi,
📍 mendapatkan mikronutrien,
📍 terhindar dari peningkatan berat badan,
📍 dan dapat mengatur menunya sesuai dengan kebutuhan dan pantangan dari penyakit penyerta

Secara umum, pola makan bagi diabetesi yang berpuasa sebaiknya memenuhi berbagai prinsip di bawah ini
👉 Makanan harus mengandung makronutrien dalam jumlah yang seimbang.
- Karbohidrat sekitar 40-50%.
Sebaiknya dipilih jenis karbohidrat kompleks, yang indeks glikemiknya rendah, dan tinggi kandungan serat seperti aneka sayur dan buah segar, biji-bijian, kacang-kacangan.
Hindari/batasi makanan/minuman yang banyak mengandung gula, gula jawa, madu, tepung putih, beras putih seperti sirup, teh manis, nasi putih, roti putih, dll. - Protein sekitar 20-30%.
Protein membantu memberi dan mempertahankan rasa kenyang. Protein juga memberi kepuasan saat makan sehingga diabetesi terhindar dari makan berlebihan. Diabetesi boleh memilih protein hewani misalnya ikan, unggas seperti ayam tanpa kulit, susu dan produk turunannya, atau protein nabati seperti kacang-kacangan, biji-bijian, polong-polongan. Perlu diperhatikan bahwa protein nabati yang bertepung (kacang-kacangan, polong-polongan, biji-bijian) berpotensi meningkatkan gula darah walaupun tidak sedrastis gula. Hindari/batasi asupan protein dengan kandungan lemak jenuh yang tinggi seperti daging berlemak atau daging olahan (sosis, nugget, kornet, dll). - Lemak sekitar 30-35%.
Sebaiknya memilih jenis lemak baik yaitu lemak tidak jenuh dan membatasi lemak jahat yaitu lemak jenuh. Hindari makanan yang mengandung lemak trans (misalnya makanan cepat saji, makanan kalengan, krimer, keripik, biskuit, kue kering, gorengan dengan minyak banyak seperti kentang goreng, donat, ayam goreng, dll). Lemak baik ada dalam alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun.
👉 Kunyah makanan perlahan-lahan.
Makan dengan kecepatan tinggi mengakibatkan makan berlebihan karena sinyal kenyang yang dikirim ke otak membutuhkan waktu sekitar 20 – 30 menit sejak mulai makan.
👉 Proporsi makanan dalam satu hari dibagi secara merata ke dalam 3 kali makan, makan sahur, berbuka, dan makan malam.
Makan berlebihan dalam 1 kali makan, terutama karbohidrat, berbahaya bagi diabetesi karena dapat menimbulkan hiperglikemia yang drastis.
👉 Tidak melewatkan sahur dan berbuka.
- Bersahur harus selalu dilakukan.
- Usahakan sahur selambat mungkin mendekati waktu imsak.
- Berbuka sesegera mungkin.
Apabila bepergian, bawalah air dan makanan berbuka yang praktis seperti 1 sampai 2 butir kurma atau buah, agar tidak terlambat berbuka.
👉 Mencukupi kebutuhan cairan harian.
- Minum air putih secukupnya tetapi sering, sejak berbuka sampai sebelum tidur dan saat sahur.
- Hindari minuman berkafein seperti kopi, teh kental, minuman energi, dan obat-obat yang mengandung kafein.
- Hindari makanan/minuman yang terlalu manis.
- Hindari makanan yang terlalu asin, gurih, dan pedas.
- Kandungan kafein, gula, dan garam yang berlebih dapat memicu orang untuk lebih sering berkemih dan memicu rasa haus.
👉 Melakukan monitor kadar gula darah lebih sering daripada sebelum berpuasa.
Berdasarkan fatwa MUI, pengeluaran darah dari orang yang berpuasa misalnya saat mengambil darah ketika cek gula darah, tidak membatalkan puasa atau mengurangi kesempurnaan ibadah puasa yang bersangkutan.
Cek gula darah dapat mencegah terjadinya hipoglikemia, hiperglikemia, dsb yang tentunya dapat membahayakan kesehatan diabetesi.
Batalkan puasa jika gula darah berada di bawah 70 atau lebih dari 300 mg/dl.
👉 Konsumsi obat sesuai dengan anjuran dokter.
Dokter akan mempertimbangkan berbagai hal sebelum menyesuaikan jenis, dosis, dan frekuensi minum obat. Konsultasikan dengan dokter yang merawat.
👉 Selalu menyediakan permen bergula, tablet glukosa, atau gula pasir untuk pertolongan pertama saat mengalami hipoglikemia.
Bila merasakan gejala hipoglikemia, segera batalkan puasa dengan makan atau minum yang berkadar gula tinggi.
Gejala-gejala hipoglikemia adalah merasa lelah, pusing, pucat, gemetar, bibir kesemutan, merasa lapar, jantung berdebar-debar, sulit konsentrasi, mudah marah.
• Sehat itu mudah • • Sehat itu murah •
(dr. Santi, kenapa ya dok?, kenapayadok.com)
MATERI DALAM SITUS INI DIMAKSUDKAN HANYA UNTUK DIJADIKAN SEBAGAI INFORMASI UMUM, DAN BUKAN DITUJUKAN SEBAGAI DIAGNOSA, ATAU PERAWATAN YANG DIREKOMENDASIKAN.
Harap dicatat bahwa informasi medis di situs ini dirancang untuk mendukung, bukan untuk menggantikan hubungan antara pasien dan dokter, dan saran medis yang mungkin mereka berikan.
THE MATERIAL IN THIS SITE IS INTENDED TO BE OF GENERAL INFORMATIONAL USE AND IS NOT INTENDED TO CONSTITUTE MEDICAL ADVICE, PROBABLE DIAGNOSIS, OR RECOMMENDED TREATMENTS.
Please note that medical information found on this website is designed to support, not to replace the relationship between patient and physician/doctor and the medical advice they may provide.
(Credit: Ольга Бережна & Gábor Adonyi. Pictures are used for representational purpose only)