Tidak Bisa Mencium Bau? Begini Cara Memulihkannya
Kemampuan menghidu atau mencium bau/aroma seringkali dianggap sepele. Tetapi ketika kemampuan itu menghilang, efek yang dirasakan sangat drastis, bahkan dapat menimbulkan depresi pada penderitanya.
Selain membantu dalam menikmati makanan/minuman, indra penghidu bermanfaat untuk mencegah kita terkena bahaya, misalnya bahaya konsumsi makanan yang sudah tidak layak makan alias basi, atau membuat kita segera menjauh ketika mencium bau gas atau bau asap dari kebakaran.
Pada beberapa penyakit dan keadaan, kemampuan indra penghidu bisa turun (hiposmia) atau menghilang (anosmia).
Anosmia/hiposmia dapat sembuh jika penyebabnya ditanggulangi, misalnya anosmia yang terjadi karena adanya polip, jika polip dibuang, maka anosmia akan kembali.
Pada beberapa keadaan, anosmia sulit disembuhkan.
Pada anosmia/hiposmia, melatih indra penghidu dengan latihan olfaktori (olfactory training) atau terapi bau dapat membantu pulihnya kemampuan menghidu.
BACA JUGA
- Cara Mengatasi Hilangnya Indera Penghidu/Pencium
- Hasil Laboratorium Swab PCR Positif. Tidak Perlu Panik!
- Vitamin C Sangat Mudah Rusak. Apakah Kita Sudah Makan dengan Benar atau Hanya Ampasnya Saja?
- Tips Melawan Stres Selama Pandemi Covid-19
- Apakah Anak-anak Kebal Terhadap Covid-19? Peran Orang Tua Di Masa Pandemi Covid-19
Pada beberapa situasi, kemampuan mengenali bau akan berkurang, menghilang atau menjadi kacau (bau yang tercium tidak sesuai dengan realitas).
dr santi
Penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 juga dapat menyebabkan anosmia. Bahkan seringkali anosmia merupakan gejala yang paling awal dirasakan oleh pasien COVID-19.
Tidak jarang pula anosmia merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan.
Latihan olfaktori (olfactory training) atau terapi bau sangat sederhana, mudah dilakukan, dan relatif murah.
Pada anosmia/hiposmia, melatih indra penghidu dengan latihan olfaktori (olfactory training) atau terapi bau dapat membantu pulihnya kemampuan menghidu.

Latihan olfaktori (olfactory training) atau terapi bau.
Latihan ini sangat sederhana, mudah dilakukan, dan relatif murah.
Bahan yang perlu disiapkan :
- Minyak esensial minimal 4 jenis, yang biasa digunakan adalah minyak mawar, lemon, cengkeh, eukaliptus. Sama seperti warna primer (merah, biru, dan kuning), bau yang digunakan juga bau primer (flowery yang diwakili mawar, fruity yang diwakili lemon, spicy yang diwakili cengkeh, dan resinous yang diwakili eukaliptus)
- Botol atau toples bermulut lebar, berwarna gelap dengan tutup yang rapat, yang terbuat dari kaca atau stainles.
- Kertas gambar untuk cat air atau kain katun.
Persiapan :
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Potong kertas gambar atau kain katun sesuai dengan diameter toples.
- Buka toples dan masukkan kertas gambar atau kain katun yang sudah dipotong ke dalamnya.
- Teteskan 5 sampai 10 tetes minyak esensial ke atas kertas gambar hingga terserap seluruhnya.
- Beri label nama sesuai minyak yang diteteskan.
- Ambil toples berikutnya dan ulangi tahapan di atas untuk setiap jenis minyak esensial.
- Jangan lupa untuk memberi nama pada setiap toples sesuai dengan isinya.
- Jika tidak dipakai, simpan botol di tempat yang gelap dan sejuk agar minyak esensial tidak cepat habis menguap.
Bila perlu, boleh ditambahkan minyak esensial atau ganti kertas gambar dan ulangi meneteskan minyak esensial setelah beberapa waktu. Minyak esensial yang berkualitas dapat bertahan hingga 4 bulan.
Cara melatih indera penghidu:
- Cari waktu yang tepat karena pasien perlu berkonsentrasi penuh tanpa gangguan apapun.
- Duduk dengan nyaman.
- Buka satu toples, letakkan kira-kira 2 sampai 3 cm di depan hidung, dan hirup aroma/bau yang keluar.
- Walaupun tidak bisa mencium bau apapun, bayangkan bau tersebut, misalnya saat membuka toples berisi minyak esensial mawar, maka pikirkan bau mawar dan bayangkan bentuk bunga mawar.
- Lakukan selama 20 detik.
- Lalu tutup toples dengan rapat agar minyak esensial tidak cepat habis menguap.
- Bernapaslah di udara biasa selama setidaknya 1 menit.
- Ambil botol kedua.
Ulangi seperti pada botol pertama. - Istirahatkan indra penciuman selama 1 menit dan ulangi dengan botol ketiga dan seterusnya sampai seluruh botol habis dihirup baunya.
- Latihan ini harus dilakukan minimal 2 kali sehari.
Pada beberapa situasi yang tidak memungkinkan untuk menggunakan minyak esensial, cara lain yang lebih sederhana dapat digunakan.
- Ambil benda, buah, daun, atau apapun yang mengeluarkan aroma yang kuat (tetapi aman dihirup baunya) dan lakukan seperti tahapan di atas.
Usahakan agar pilihan mencakup setiap bau primer, bau bunga, bau buah, bau pohon, dan bau rempah.
Beberapa pilihan yang dapat digunakan misalnya kopi, kayu manis, cengkeh, biji pala, daun jeruk, daun pandan, bunga mawar, melati, parfum, minyak kayu putih, dll. - Hirup masing-masing selama 20 detik. Bayangkan bau dan bentuknya. Istirahat selama 1 menit. Dan ulangi pada benda berikutnya.
Bersabarlah walaupun latihan ini tidak membawa hasil.
Terus saja ulangi setiap hari agar ‘jembatan’ antara saraf penghidu di hidung terbentuk dan terhubung kembali dengan otak.
Jika saat berlatih dicium bau yang tidak sesuai dengan realitas (misalnya mencium bau kopi pada saat menghirup bau mawar) terus saja melanjutkan latihan dan tetap berusaha membayangkan bau yang sesuai.
• Sehat itu mudah • • Sehat itu murah •
(dr. Santi, kenapa ya dok?, kenapayadok.com)
Udated July 2, 2021
MATERI DALAM SITUS INI DIMAKSUDKAN HANYA UNTUK DIJADIKAN SEBAGAI INFORMASI UMUM, DAN BUKAN DITUJUKAN SEBAGAI DIAGNOSA, ATAU PERAWATAN YANG DIREKOMENDASIKAN.
Harap dicatat bahwa informasi medis di situs ini dirancang untuk mendukung, bukan untuk menggantikan hubungan antara pasien dan dokter, dan saran medis yang mungkin mereka berikan.
THE MATERIAL IN THIS SITE IS INTENDED TO BE OF GENERAL INFORMATIONAL USE AND IS NOT INTENDED TO CONSTITUTE MEDICAL ADVICE, PROBABLE DIAGNOSIS, OR RECOMMENDED TREATMENTS.
Please note that medical information found on this website is designed to support, not to replace the relationship between patient and physician/doctor and the medical advice they may provide.
(Credit: Willgard Krause & monicore. Pictures are used for representational purpose only)