Apa itu Badai Sitokin? Kenapa Badai Sitokin Sangat Mematikan?
Badai sitokin merupakan istilah yang kerap terdengar sejak pandemi COVID-19.
Salah satu penderita badai sitokin adalah suami artis peran Joanna Alexandra, Raditya Oloan, dan akhirnya meninggal dunia pada Kamis (6/5/2021) pukul 18.13 WIB.
Selebritis lainnya yang juga terkena badai sitokin adalah Deddy Corbuzier dan berhasil keluar dari situasi kritis ini.
Tidak banyak yang mengerti terminologi badai sitokin.
Artikel ini mencoba memberikan penjelasan yang sederhana agar masyarakat umum dapat memahami badai sitokin.
Agar mudah memahami badai sitokin, perlu dimengerti apa itu sitokin.
Sitokin adalah protein pembawa pesan dalam sistem kekebalan tubuh.
Jika dibuat analogi, tubuh kita mirip seperti sebuah negara.
Untuk mempertahankan negara dari serangan musuh, ada berbagai macam tentara, misalnya tentara angkatan darat, angkatan udara, angkatan laut, kepolisian, dan sebagainya.
Jika ada musuh yang menyerang di laut, maka tentara angkatan laut yang akan maju melawan musuh.
Agar terjadi koordinasi yang baik, maka harus dibentuk sistem komunikasi yang mengatur ‘peperangan’ misalnya angkatan mana yang maju, berapa banyak yang maju, kapan membutuhkan bantuan tambahan, kapan mundur, dan sebagainya.
Media komunikasi ini misalnya menggunakan sandi Morse, bendera, radio HT (Handy Talkie), dll.
Jika tubuh kita dianggap negara, maka musuh yang menyerang adalah bakteri, virus, jamur, parasit, zat kimia, alergen, dan sebagainya.
Sedangkan tentara adalah sistem kekebalan tubuh kita, baik kekebalan tubuh yang umum maupun kekebalan tubuh yang khusus.
Dan media komunikasi adalah sitokin.
BACA JUGA
- Waspada! Berbahaya Sembarangan Minum Obat Covid-19 dan Vitamin Saat Isolasi Mandiri
- Jangan Bingung, Tips Isolasi Mandiri di Rumah Jika Positif Covid-19
- Sinar Matahari Sebagai Vitamin. Berjemur Matahari Pagi atau Siang?
- Tidak Perlu Panik Serumah Dengan Anggota Keluarga yg Mungkin ataupun Sudah Menderita COVID-19
- Latihan Pernapasan Alami untuk Mengurangi Sesak
Badai sitokin (cytokine storm) adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh membuat sitokin secara tidak terkendali dalam jumlah yang masif.
Akibatnya terjadi kekacauan dalam sistem kekebalan tubuh.Sistem kekebalan tubuh yang seharusnya menyerang dan membasmi musuh, yaitu si virus penyebab COVID-19, malah berbalik menyerang organ atau jaringan tubuh sendiri.
dr santi

Dalam penyakit COVID-19, ketika kita terpapar virus SARS-CoV-2, yang merupakan bagian dari keluarga virus corona, maka kekebalan tubuh yang umum akan memberikan perlindungan lapis pertama.
Kekebalan tubuh ini berupa lapisan lendir mukosa hidung, tenggorokan, dan mata karena pintu masuk virus ini adalah melalui hidung, mulut, dan mata.
Bersin dan batuk merupakan bagian dari mekanisme kekebalan tubuh untuk melontarkan berbagai benda atau ‘makhluk’ yang dianggap asing, bukan bagian dari tubuh, dan berpotensi membahayakan tubuh.
Inilah yang menyebabkan pentingnya etika batuk dan bersin diterapkan agar musuh yang dilontarkan keluar bersama dengan percikan ludah tidak menyebar ke orang sekitarnya.
Selain bersin dan batuk, mekanisme lainnya adalah keluarnya lendir dalam saluran napas (ingus atau dahak) yang berguna untuk menjebak atau mempersulit benda atau ‘makhluk’ asing bepergian ke tempat lain.
Apa itu badai sitokin?
Ketika jumlah virus sangat banyak (atau sangat ganas) dan atau tubuh yang sedang tidak fit, maka virus dapat menerobos perlindungan garda terdepan ini dan masuk lebih jauh, lebih dalam menuju ke paru-paru atau bagian tubuh lainnya.
Pada saat ini, kekebalan tubuh garda berikutnya akan maju.
Sel darah putih akan segera membuat media komunikasi berupa sitokin, untuk mengatur berbagai bagian dari sistem kekebalan tubuh agar bekerja dalam koordinasi yang harmonis untuk membasmi virus.
Ada berbagai macam jenis sitokin dengan tugas yang berbeda-beda yang dikirim ke berbagai organ.
Sebagai contoh, ada sitokin yang mengatur pembentukan sel darah putih, ada yang bertugas membentuk reaksi peradangan, ada yang bertugas memerintahkan sel yang terinfeksi untuk ‘membunuh dirinya’ (agar infeksi berhenti dan tidak meluas), dan ada pula yang bertugas untuk menghentikan sistem imunitas ketika ancaman virus sudah terkendali alias sudah sembuh.
Kenapa badai sitokin berbahaya?
Badai sitokin (cytokine storm) adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh membuat sitokin secara tidak terkendali dalam jumlah yang masif.
Akibatnya terjadi kekacauan dalam sistem kekebalan tubuh.
Berbagai kekacauan yang mungkin timbul adalah :
- Sistem kekebalan tubuh yang seharusnya menyerang dan membasmi musuh yaitu si virus penyebab COVID-19, malah berbalik menyerang organ atau jaringan tubuh sendiri.
- Bisa pula terjadi jumlah sel-sel terinfeksi yang dimusnahkan dan atau yang ‘bunuh diri’ menjadi sangat banyak dan tidak terkendali sehingga menyebabkan gagal berfungsinya organ.
- Ketika sitokin akan keluar, lapisan pembuluh darah akan menjadi lebih poros (pori-porinya melebar).
- Akibat sampingannya adalah merembesnya cairan dalam darah yang akan ‘menggenangi’ sel atau jaringan dan menyebabkan gangguan.
- Jika ini terjadi di ‘kantong pernapasan’ di paru maka proses pernapasan akan terganggu dan orang akan merasa sesak napas.
- Jika terjadi di selaput pembungkus paru maka akan terjadi keadaan yang oleh orang awam dikenal sebagai paru-paru basah.
- Jika terjadi di selaput pembungkus jantung, maka jantung akan sulit bergerak untuk memompa darah.
- Keluarnya cairan dalam darah juga menyebabkan darah menjadi kental dan berpotensi menggumpal.
Penggumpalan ini akan menyebabkan masalah tergantung lokasi penggumpalan, misalnya,- jika penggumpalan terjadi di dalam pembuluh darah yang memberi darah kepada otak, maka akan terjadi stroke.
- Jika terjadi di pembuluh darah ginjal maka terjadi gagal ginjal.
- Jika terjadi di pembuluh darah jantung maka akan terjadi serangan jantung.
- Sitokin akan terus dibuat dan keluar karena tidak berjalannya pengaturan penghentian proses tersebut.
Akibatnya berbagai respons imun berupa peradangan akan terjadi di banyak tempat dan dapat menyebabkan kegagalan berbagai organ.
Badai sitokin tidak hanya terjadi pada infeksi COVID-19.
Berbagai kondisi yang menyebabkan kekacauan dalam sistem pengaturan sitokin berpotensi menimbulkan badai sitokin.
• Sehat itu Mudah • • Sehat itu Murah •
(dr. Santi, kenapa ya dok?, kenapayadok.com)
MATERI DALAM SITUS INI DIMAKSUDKAN HANYA UNTUK DIJADIKAN SEBAGAI INFORMASI UMUM, DAN BUKAN DITUJUKAN SEBAGAI DIAGNOSA, ATAU PERAWATAN YANG DIREKOMENDASIKAN.
Harap dicatat bahwa informasi medis di situs ini dirancang untuk mendukung, bukan untuk menggantikan hubungan antara pasien dan dokter, dan saran medis yang mungkin mereka berikan.
THE MATERIAL IN THIS SITE IS INTENDED TO BE OF GENERAL INFORMATIONAL USE AND IS NOT INTENDED TO CONSTITUTE MEDICAL ADVICE, PROBABLE DIAGNOSIS, OR RECOMMENDED TREATMENTS.
Please note that medical information found on this website is designed to support, not to replace the relationship between patient and physician/doctor and the medical advice they may provide.
(Credit: Gerd Altmann & Miguel A. Amutio. Pictures are used for representational purpose only)